Monday, June 26, 2006

Artikel: Cuci Tangan Dengan Sabun Selamatkan 1 Juta Anak Tiap Tahun

CUCI TANGAN DENGAN SABUN SELAMATKAN SATU JUTA ANAK TIAP TAHUN

Sebelum kita makan, Dek, cuci tanganmu dulu...

Masih ingat lirik lagu di atas? Nyanyian ini mengajari anak-anak untuk menjaga kebersihan tangan dengan mencucinya. Mengapa makan harus dengan tangan yang bersih? Karena bibit penyakit pada kedua tangan kita bisa menjadi sumber penyakit yang dapat menularkan ke diri sendiri ataupun orang lain. Di antaranya diare, demam, flu, radang tenggorokan, muntaber, infeksi telinga, kolera, infeksi saluran pencernaan, dan tifus.

Menurut hasil riset Curtis & Cairncross (2003) seperti dikutip dr. Firman Lubis, perilaku mencuci tangan dengan sabun bisa mengurangi insiden diare sebanyak 42-47%. Artinya, sekitar satu juta anak di dunia dapat diselamatkan tiap tahun dengan cuci tangan. Hanya saja ada yang perlu diperhatikan dalam prosesnya, yaitu harus menggunakan sabun dan membilas tangan menggunakan air mengalir. "Tanpa sabun, bakteri dan virus tidak akan hilang. Air hanya sebatas menghilangkan kotoran yang tampak, tetapi tak menghilangkan cemaran mikrobiologis yang tidak tampak," katanya.

Jadi, memang sudah seharusnyalah kita mencuci tangan menggunakan sabun setiap sebelum makan atau sebelum memegang makanan, sehabis salaman dengan banyak orang, sesudah memegang atau menyentuh benda dan tempat kotor/tercemar, maupun sehabis buang air besar dan kecil. Kalau saja setiap keluarga mau membudayakan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun ini, setidaknya kita sudah meniadakan salah satu cara penularan penyakit.

MELATIH ANAK CUCI TANGAN

Untuk melatih anak, orang tua harus paham benar bahwa membangun kebiasaan mencuci tangan dalam keluarga perlu dilakukan secara konsisten. Tiap kali mau makan atau memegang makanan, mintalah ia cuci tangan dahulu. Begitu juga setiap habis bermain di luar, bercengkrama dengan binatang, dan sehabis buang air, selalu cuci tangan dengan sabun.

Jelaskan pula pada anak, mengapa dirinya perlu mencuci tangan. "Terangkan saja apa adanya. Tentu dengan bahasa anak, 'Tangan itu sumber kuman, karena tangan suka pegang yang kotor. Jadi kita harus cuci tangan sebelum makan dan sesudah main,' misalnya," saran Firman.

Kalau mau memberikan yang lebih, orang tua bisa mengajak anak melakukan penelitian kecil. Sebelum cuci tangan, anak disuruh merasakan dengan menggunakan indra peraba dan penciumannya, apa yang dirasa pada tangannya. Setelah itu ajak anak membandingkan apa yang dirasakan sebelum dan setelah tangannya dicuci dengan sabun. "Tangan kamu jadi segar dan halus kan, setelah dicuci," misalnya.

CARA BENAR MENCUCI TANGAN

1. Gunakan air bersih yang mengalir untuk membasahi tangan atau telapak dengan telapak. Lalu gunakan sabun.

2. Gosok-gosok kedua belah punggung tangan menggunakan telapak tangan bergantian.

3. Gosok telapak dengan telapak dan sela-sela jari dengan cara menautkan kedua telapak tangan.

4. Gosok punggung jari pada telapak satunya dengan jari saling mengunci.

5. Gosok sela-sela jempol dengan cara digosok memutar.

6. Jari tangan menguncup, gosok memutar ke kanan dan ke kiri pada telapak tangan yang satu dan kemudian sebaliknya.

7. Mencuci tangan cukup sampai batas pergelangan tangan. Gosok pergelangan tangan dengan gerakan memutar oleh tangan yang satu dan kemudian sebaliknya. Bilas hingga bersih dengan air mengalir.

Intinya, semua bagian tangan tak boleh terlewatkan barang semilimeter pun untuk dibersihkan dengan sabun. "Melakukan itu semua tidak lama, kok. Jika sudah terbiasa, dengan waktu 2-3 menit, tangan sudah bersih," ujar Firman.

Selanjutnya, untuk "mengukur" keberhasilan mencuci tangan, lihat apakah masih ada noda kotoran atau tidak pada tangan hingga sela-sela kuku dan lipatan kulit. Selain itu, cium tangan kita, apakah baunya tidak sedap atau masih bau sabun? Jika ya, berarti kita belum bersih menggosok dan membilasnya. Terakhir, rasakan, apakah tangan kita terasa segar, bersih, dan lembut kembali? Jika ya, berarti proses cuci tangan yang dilakukan sukses.

KESALAHAN YANG HARUS DIHINDARI

1. Jangan biasakan menggunakan satu tempat cuci tangan seperti kobokan secara bersamaan.

2. Jangan sekali-kali menggunakan handuk/lap pengering bekas pakai orang lain. Lebih baik gunakan tisu penyeka sekali pakai.

3. Jangan sekali-kali mencuci tangan menggunakan spons, apalagi yang bekas pakai. Spons adalah sarang kuman. Ingat, kuman menetap di tempat yang lembap dan basah!

SABUN ANTISEPTIK PERLU TAPI TAK HARUS

Memang, diakui Firman, akan lebih baik jika cuci tangan menggunakan sabun antiseptik seperti yang digunakan di rumah sakit. Tetapi tak perlu sampai memaksakan diri karena pada dasarnya semua sabun memiliki asam lemak yang mujarab menghilangkan kotoran dan kuman serta bakteri.

Akan tetapi, menyediakan sabun antiseptik di rumah untuk mencuci tangan juga tak ada salahnya. Sewaktu-waktu kita membutuhkannya juga untuk mencuci tangan yang tak bisa diatasi oleh sabun biasa. Contoh, sehabis membersihkan WC, saluran pembuangan air kotor, atau berkebun. "Dengan adanya antiseptik, kinerja sabun dalam membasmi kuman jadi lebih ampuh."

Walau tidak wajib, perlu juga menyediakan sikat pembersih tangan (sikat kecil) seperti yang selalu ada di rumah sakit. Sikat ini diperlukan untuk membersihkan kotoran yang membandel dan kotoran di sela-sela sempit yang susah dijangkau oleh tangan, seperti sela-sela kuku, juga antara kuku dan kulit.

GEL ANTISEPTIK, EFEKTIF TIDAK?

Menurut Firman, produk gel pembersih tangan baik dan bisa dijadikan alternatif pilihan untuk mencuci tangan, terlebih dalam situasi dan kondisi yang susah air. "Selama produk itu benar dan jujur, saya kira hasil yang diberikan sama dengan kita mencuci tangan."

Akan tetapi produk ini mempunyai kekurangan. "Jika tangan kita kotor, seperti habis bekerja di taman atau membetulkan mesin mobil, produk ini tidak efektif untuk digunakan karena produk ini tak bisa mengangkat kotoran tanah atau oli yang menempel di tangan."

Satu lagi kelemahanya, hanya bisa menjangkau tempat yang tampak oleh mata, sementara lipatan kulit hingga sela-sela kuku sulit untuk dibersihkan. Jadi, menurut Firman, untuk mencuci tangan sebaiknya menggunakan air mengalir dan sabun saja. Selain murah juga efisien. Kecuali di tempat darurat yang susah air atau jika kita tak memiliki waktu untuk melangkah ke wastafel.

CUCI TANGAN DENGAN SABUN BELUM JADI KEBIASAAN

Penelitian yang dilakukan Koalisi Untuk Indonesia Sehat (KUIS) menyebutkan, praktek mencuci tangan umum dilakukan masyarakat, tetapi untuk cuci tangan dengan menggunakan sabun prosentasenya lebih kecil. Fakta selanjutnya, praktek mencuci tangan dengan sabun justru kurang di waktu-waktu penting, seperti sehabis BAB, sehabis berjabat tangan dengan banyak orang, dan sebelum makan.

"Lebih menyedihkan lagi kelompok ibu rumah tangga yang memiliki balita umumnya kurang mempraktekkan mencuci tangan plus sabun," ungkap Firman, yang adalah Ketua Dewan Eksekutif KUIS. Juga dalam penelitian KUIS di tiga daerah (Bandung, Lampung Tengah, Makassar), praktek mencuci tangan lebih berhubungan dengan upaya menghilangkan kotoran yang kasat mata dibandingkan dengan alasan kesehatan.

Gazali Solahuddin. Foto: Agus/nakita

artikel dari Tabloid Nakita , No. 375, tahun VIII

0 Comments:

Post a Comment

<< Home