Thursday, June 28, 2007

Mass Media Competition-Sehat ada di Tangan Kita

Saat ini kebiasaan masyarakat Indonesia cuci tangan pakai sabun masih rendah. Indikasi ini dapat dilihat antara lain pada masih tingginya tingkat penyakit diare, tifus, cacing, dan flu burung. Secara medis, mencuci tangan pakai sabun adalah salah satu cara yang efektif mengurangi prevalensi (tingkat kejadian) sedikitnya delapan penyakit yaitu diare, disentri, cacingan, tifus, kolera, hepatitis A, flu burung, dan SARS. Karena itu pemerintah Indonesia pada 6 Mei telah mencanangkan Kampanye Nasional Cuci Tangan Pakai Sabun.

Sebagai tindak lanjut Kampanye Nasional Cuci Tangan Pakai Sabun dan juga kelanjutan Program Lifebuoy Berbagai Sehat yang telah digelar sejak 2004, Lifebuoy tahun ini mengangkat tema utama ‘Sehat Ada di Tangan Kita’. Tema tersebut untuk mengingatkan bahwa sesungguhnya kesehatan harus diusahakan oleh kita sendiri, jangan mengandalkan orang lain karena sehat ada di tangan kita. Salah satu upaya penting menjaga kesehatan yang dapat dilakukan oleh kita sendiri secara mudah Cuci Tangan Pakai Sabun.

Pada tahun 2007 ini, kegiatan Lifebuoy Berbagi Sehat meliputi :
• Workshop Guru di 4 kota: Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Jakarta
• Pengembangan Pasukan 20 Detik Lifenuoy (Dokter Kecil)
• School Program (Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
• Program Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat untuk Posyandu & PKK
• Pembinaan Kader Kesehatan
• Mass Media Competition ‘Sehat Ada di Tangan Kita’

Mass Media Competition ini diperuntukan bagi wartawan media cetak, online dan televisi dengan tema Utama ‘Sehat Ada di Tangan Kita’. Lomba terbagi dua kategori yaitu pertama: media cetak dan online, kedua: televisi

Tulisan/Liputan berita yang disertakan dalam lomba harus memuat sebagian besar pesan-pesan Program Lifebuoy Berbagi Sehat ‘Sehat Ada di Tangan Kita’, antara lain “
• Kesehatan Indonesia ada di Tangan Kita bersama, karenanya perlu upaya setiap pihak untuk mewujudkannya.
• Budaya Sehat dapat dimulai dari diri kita, antara lain dengan memulai budaya cuci tangan pakai sabun selama 20 detik
• Peran dokter kecil sebagai pelopor budaya hidup sehat di lingkungan sekolah
• Cuci tangan pakai sabun harus menjadi budaya di masyarakat Indonesia secara medis, mencuci tangan pakai sabun adalah salah satu cara efektif mencegah sedikitnya delapan penyakit yaitu diare, disentri, cacingan, tifus, kolera, hepatitis A, Flu burung dan SARS


Pendaftaran
- Semua karya diserahkan kepada :
InterMatrix Communications (Melda Wita–Hp.0813 84668817 dan Widya–Hp.0816 1135919)
Pusat Niaga Dutamas Fatmawati Blok C2 No. 19, Jl. RS Fatmawati No. 39, Jakarta 12150
Telp. (021) 72790028, Faks (021) 7229994

Pemenang Lomba
- Pemenang akan diumumkan pada minggu ke II Desember 2007 dalam acara Media Gathering Lifebuoy
- Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat
- Untuk Kategori media cetak, enam karya tulis terbaik akan mendapatkan hadiah berupa :
• Juara 1 : Rp. 9.000.000
• Juara 2 : Rp. 7.000.000
• Juara 3 : Rp. 4.000.000
• Harapan 1: Rp. 2.000.000
• Harapan 2: Rp. 1.000.000
• Harapan 3: Rp. 1.000.000

Untuk Kategori televisi, tiga karya terbaik akan mendapatkan hadiah berupa :
• Juara 1 : Rp.12.000.000
• Juara 2 : Rp. 8.000.000
• Juara 3 : Rp. 6.000.000


Persyaratan lomba untuk media cetak sebagai berikut
• Peserta adalah wartawan aktif di koran, majalah, tabloid, on line, dan kantor berita.
• Karya tulis berbentuk artikel dan telah dipublikasikan antara tanggal 20 Juni – 30 November 2007
• Bahasa yang digunakan adalah bahasa standar jurnalistik
• Karya yang diikutsertakan adalah karya orisinal, perorangan, bukan saduran, bukan terjemahan, dan tidak termasuk advertorial komersial.
• Semua karya tulis yang diikutsertakan harus didaftarkan oleh masing-masing wartawan
• Setiap peserta dan media dapat mengirimkan lebih dari satu karya tulis
• Setiap peserta mengirimkan artikel asli dan bukti pemuatan di media yang bersangkutan
• Setiap karya yang dilombakan akan menjadi hak dari lifebuoy, untuk kepentingan lifebuoy dan sebagai bentuk realisasi peserta untuk turut serta dalam kampanye membudayakan cuci tangan pakai sabun
• Batas akhir penyerahan karya pada 1 Desember 2007


Persyaratan lomba untuk media TV sebagai berikut
• Peserta adalah reporter/kameraman/produser aktif di TV
• Karya berbentuk news, talk show, feature mengenai cuci tangan pakai sabun dan pasukan 20 detik lifebuoy, serta telah dipublikasikan antara tanggal 20 Juni – 30 November 2007
• Karya yang diikutsertakan adalah karya orisinal dan tidak termasuk advertorial komersial.
• Semua karya yang diikutsertakan harus didaftarkan oleh reporter/kameraman/produser
• Setiap peserta dan media dapat mengirimkan lebih dari satu karya
• Setiap peserta mengirimkan karya asli dan bukti pemuatan di media yang bersangkutan dalam bentuk CD/DVD
• Setiap karya yang dilombakan akan menjadi hak dari lifebuoy, untuk kepentingan lifebuoy dan sebagai bentuk realisasi peserta untuk turut serta dalam kampanye membudayakan cuci tangan pakai sabun
• Batas akhir penyerahan karya pada 1 Desember 2007

Tuesday, September 26, 2006

Pengumuman Pemenang Lomba Penulisan Artikel "Cuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat”

Sudah lebih 3 tahun Lifebuoy dengan programnya “Lifebuoy Berbagi Sehat” mengkampanyekan Pentingnya cuci tangan dengan sabun, dan dalam rangkaian kampanye Lifebuoy berbagi sehat di tahun 2006 ini Lifebuoy telah mengadakan lomba penulisan artikel “Cuci Tangan Dengan Sabun Awali Hidup Sehat” yang diselenggarakan dari tanggal 11 Juli – 10 September 2006. Artikel yang terdaftar sebanyak 37 artikel.

Pengumuman penenang dilaksanakan pada tanggal 22 September dalam acara “Apresiasi Lifebuoy untuk Guru dan Media”. Keluar sebagai pemenang adalah :

Juara 1 :
Sica Harum (Media Indonesia) – Cukup 20 detik! Cuci Tangan, misi sehat yang sederhana

Juara 2 :
Algoots Putranto (Bisnis Indonesia)
– Jangan Anggap Sepele Cuci Tangan

Juara 3 :
Lenny Situmeang (Her world)
– Kesehatan Bermula dari Tangan

Harapan 1 :
Suci Dian Hayati (Jurnal Nasional)
– Orang Kota Juga Bisa Cacingan

Harapan 2 :
Anjar Fahmiarto (Republika)
– Biasakan Cuci Tangan Karena Menyehatkan

Harapan 3 :
Ronny Sugiantoro (Kedaulatan Rakyat)
– Cuci Tangan Tak Sekedar Kebiasaan Normatif

Terima kasih atas dukungan dan partisipasi media dalam kampanye pentingnya cuci tangan dengan sabun. Semoga dengan kampanye ini bisa memumbuhkan kesadaran akan kesehatan dan hidup sehat.

Friday, August 11, 2006

Journalist Writing Competition


Budayakan Cuci Tangan dengan Sabun Awal Hidup Sehat

Cuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat. Tema ini diangkat karena sebagian masyarakat Indonesia masih belum menyadari dan memahami pentingnya mencuci tangan dengan sabun untuk kesehatan dirinya.

Saat ini Indonesia merupakan negara dengan tingkat penyakit yang berhubungan usus (thypoid) tertinggi di Asia. Selain itu diare menjadi penyakit nomor dua yang paling mematikan bagi anak dan balita Indonesia. Padahal penyakit-penyakit tersebut dapat dicegah dengan mencuci tangan dengan sabun sebelum dan setelah melakukan aktivitas.

Lomba penulisan artikel ini diperuntukkan bagi wartawan dengan tema dasar “Cuci tangan dengan sabun awali hidup Sehat”. Adapun persyaratan lomba sebagai berikut:

  • Peserta adalah wartawan aktif di koran, majalah, tabloid, online, kantor berita
  • Karya tulis berbentuk artikel dan telah dimuat antara tanggal 20 Juli – 10 September 2006
  • Bahasa yang digunakan adalah bahasa standar jurnalistik
  • Karya yang diikutsertakan adalah karya orisinal perorangan, bukan saduran, bukan terjemahan, dan tidak termasuk advertorial komersial
  • Karya belum pernah diikutsertakan dalam kegiatan sejenis.
  • Semua karya tulis yang diikutsertakan harus didaftarkan oleh masing-masing wartawan atau redaksi media massa
  • Setiap peserta mengirimkan artikel asli dan bukti pemuatan di media yang bersangkutan
  • Setiap karya yang dilombakan akan menjadi hak dari Lifebuoy, untuk kepentingan Lifebouy dan sebagai bentuk realisasi peserta untuk turut serta dalam kampanye membudayakan cuci tangan dengan sabun awali hidup sehat.
  • Batas akhir penyerahan karya pada tanggal 10 September 2006. Naskah diserahkan kepada:


Intermatrix Communications

Pusat Niaga Dutamas Fatmawati blok C 2 No. 19

Jl. RS. Fatmawati No. 39, Jakarta 12150

Telp. 021-727-90028, Faks. 021-722-9994

  • Enam karya tulis terbaik akan mendapatkan hadiah berupa

- Juara 1 : Kunjungan India untuk menyaksikan program Lifebuoy Swasthya Chetna

- Juara 2 : Rp 6.000.000,-

- Juara 3 : Rp 5.000.000,-

- Harapan 1 : Rp 2.000.000,-

- Harapan 2 : Rp 1.500.000,-

- Harapan 3 : Rp 1.000.000,-

  • Pemenang akan diumumkan pada minggu ke 3 September 2006 dalam acara Media Gathering “Lifebuoy berbagi Sehat, Berbagi Penghargaan”.
  • Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat.

Untuk informasi lengkap bisa menghubungi Intermatrix Communications dengan Widya/Mansur/Melda di 021-727 90028 atau 0816-135919, 0813-84668817.

Terima kasih atas perhatian teman-teman media untuk turut serta mensosialisasikan hidup sehat kepada masyarakat Indonesia.

Thursday, August 10, 2006

Ringkasan Kegiatan & Hasil Kegiatan

Satu Visi

Untuk menjadi Pelopor untuk program peningkatan kesehatan & kebersihan, sehingga siapapun & dimanapun akan mencari Lifebuoy untuk memenuhi kebutuhannya akan produk-produk kesehatan.

Satu Misi

Membuat 250 juta warga negara Indonesia merasa aman & terjamin dengan cara memenuhi kebutuhan dan meningkatkan standar mereka akan kesehatan & kebersihan.



Peran Kita

Menjadi Pelopor program Kesehatan & Kebersihan
  • Sebagai inspirasi :
    Lifebuoy menggerakkan hati nurani seluruh kalangan masyarakat untuk ikut berkontribusi dan berperan aktif dalam membangun Indonesia yang sehat
  • Sebagai agen perubahan :
    Mendorong & mengajak mereka untuk membuat perubahan

    … dan bukan menjadi
  • Pakar Kesehatan : Sermonizing about health
  • Pemecah Masalah : Memecahkan seluruh masalah kebersihan & kesehatan yang ada

Target Kita

Mereka, yang paling berpengaruh dalam keluarga

  • Ibu
  • Anak Sekolah, untuk mengajarkan kebiasaan hidup sehat sejak dini

Prinsip Kita

Partisipasi Masyarakat Sekitar
selalu melakukannya bersama dengan masyarakat sekitar

Menyeluruh
Pendekatan yang komprehensif untuk melakukan perubahan kebiasaan (tidak hanya fasilitas‘hardware’ saja)

Mudah Diakses
semua kalangan masyarakat dapat menjadi bagian dari Lifebuoy Berbagi Sehat

Jujur
melakukan apa yang dikatakan dan mengatakan apa yang dilakukan



Mitra Kita

Lembaga yang memegang peran penting di masyarakat yang mempunyai concern yang sama

  • Internal : ULI Peduli
  • Pemerintah
  • Lembaga Kesehatan : IDI, schools, Puskesmas, Bidan,posyandu etc
  • LSM : Kuis, Care International, USAid,JHUCCP,Yayasan Nurani Dunia
  • Media : TV, majalah, radio
  • Lainnya : retailer, selebritis, toko, etc

Kepedulian Kita

Mencuci Tangan adalah salah satu tindakan yang paling efektif dalam pencegahan penyakit diare dengan dibarengi oleh fasilitas kesehatan yang memadai dan juga pasokan air yang bersih dan berkualitas

Hanya dengan mencuci tangan dengan sabun dapat mengurangi resiko terkena diare sebanyak 50% & juga mengurangi 1/3 dari resiko terkena infeksi saluran pernapasan, yang merupakan dua penyakit yang paling banyak mengakibatkan kematian pada balita.



Apa yang sudah dilakukan oleh Lifebuoy di 2004 – 2005

LIFEBUOY BERBAGI SEHAT 1

2004:
Sumbangan untuk pengembangan fasilitas sanitasi & sosialisasi mengenai kebersihan & kesehatan di Bandung & Makassar

LIFEBUOY BERBAGI SEHAT 2

2005:
Kampanye Cuci Tangan dengan Sabun (Sekolah, posyandu, tempat-tempat umum)

LIFEBUOY BERBAGI SEHAT 3

2006:
Sumbangan fasilitas sanitasi untuk SD yang membutuhkan, kampanye Cuci Tangan dengan Sabun



Ringkasan Kegiatan LBS 2004 (tahap 1)

Program Sumbangan :
Lifebuoy menyisihkan Rp 10,- untuk setiap pembelian sabun Lifebuoy selama bulan Juli – Agustus 2004

Dana yang terkumpul disumbangkan untuk membangun fasilitas kesehatan di daerah yang membutuhkan (daerah dengan insiden diare tertinggi di Indonesia)



Ringkasan Hasil LBS 2004 (tahap 1)

Penelitian di Bandung dan Makassar tentang perilaku mencuci tangan

Bandung :
Dilakukan edukasi untuk mengubah kebiasaan untuk mewujudkan hidup yang sehat (Desa Mekarmukti dan Situwangi).

Jawa Tengah :
Program pembanguan 1,000 jamban in Purbalingga

Makassar :
Membangun 20 pusat fasilitas kesehatan dan edukasi kesehatan untuk masyarakat



1000 Jamban Purbalingga

Program ini dilaksanakan di Kecamatan Bukateja dan dikoordinasikan oleh Puskesmas Kutawis

Lifebuoy mensubsidi pembelian Jamban, sehingga masyarakat Purbalingga dapat mepunyai jamban dengan harga yang terjangkau.



Kampanye Cuci Tangan Massal Purbalingga

Bersama pemerintah setempat mengadakan Cuci Tangan massal yang dihadiri oleh 6,675 murid SD



Pembangunan Fasilitas Kesehatan BANDUNG

  • Sumber air bersih untuk Desa Situwangi
  • MCK untuk Desa Mekarmukti

Edukasi Kesehatan BANDUNG
Edukasi kepada masyarakat untuk meningkatkan pemahaman tentang kebiasaan hidup sehat

Edukasi Kesehatan MAKASSAR
Fokus kepada kebiasaan hidup sehat dan kualitas sarana penunjang kesehatan di beberapa area sasaran

Pembangunan Fasilitas Kesehatan MAKASSAR
Menyediakan sarana sanitasi jamban yang bersih dan sehat bagi sekitar 200 kepala keluarga



Ringkasan Kegiatan LBS 2005 (tahap 2)

Fokus kepada Edukasi untuk membangun kebiasaan hidup sehat melalui Kampanye Cuci Tangan dengan Sabun ke sekolah, posyandu & tempat umum di Jakarta, Bandung, Surabaya & Yogyakarta

Ringkasan Hasil LBS 2005 (tahap 2)

  • Edukasi ke 750 SD di Jakarta, Bandung, Surabaya & Yogyakarta, untuk mengajarkan serta mendengungkan mengenai kebiasaan hidup sehat sejak dini
  • Kampanye Cuci Tangan dengan Sabun ke tempat umum seperti mall, pujasera dan restoran
  • Booklet kesehatan yang dapat digunakan sebagai referensi kesehatan oleh seluruh kalangan

School Programs

  • Edukasi & Permainan
  • Materi School Program
  • Pengenalan terhadap kuman dan brand experience
  • Materi School Program
  • Dukungan dari Dept Pendidikan dan dept Kesehatan

Posyandu

  • Edukasi kesehatan dan Kampanye Cuci Tangan dengan Sabun dilakukan ke 200 posyandu di Jakarta
  • Kegiatan ini didukung oleh pakar kesehatan dan dihadiri oleh para Ibu beserta anak balitanya



Ringkasan Kegiatan LBS 2006 (tahap 3)

Seminar Nasional Guru SD :
Lifebuoy memberikan penghargaan kepada para guru SD sebagai kunci utama untuk perubahan perilaku para muridnya, dengan cara mengadakan ‘Seminar Edukasi Kesehatan’ bagi para guru SD dari berbagai kota di Indonesia.

Setelah mengikuti seminar ini, para guru diharapkan dapat mengimplementasikan pengetahuan barunya dan berbagi pengalamannya dengan Lifebuoy & guru yang lain. 3 guru yang dapat berbagi pengalaman yang paling inspirasional akan diundang ke Jakarta untuk menerima penghargaan pada event media gathering di bulan Sept 06.

Lomba Penulisan Artikel :
Kompetisi untuk para jurnalis mengenai penulisan artikel tentang ‘Cuci Tangn dengan Sabun, Awali Hidup Sehat’
Periode : 11 Juli – 10 September 06.



Ringkasan Kegiatan LBS 2006 (tahap 3)

Menggerakkan Masyarakat untuk Kesadaran Hidup Sehat
Lifebuoy memberikan contoh kepada masyarakat dalam mengkampanyekan kesadaran untuk hidup yang sehat yang dimulai dari lingkungan mereka sendiri.

Wednesday, August 09, 2006

Siaran Pers

AJAK MASYARAKAT WARISKAN KEBIASAAN HIDUP YANG SEHAT,
LIFEBUOY KEMBALI LUNCURKAN ”LIFEBUOY BERBAGI SEHAT - CUCI TANGAN DENGAN SABUN AWALI HIDUP SEHAT”



Serangkaian kegiatan dilaksanakan tahun ini, antara lain, Workshop Guru ”Dedikasi Lifebuoy Berbagi Sehat” yang diikuti 80 guru dari berbagai daerah di Indonesia.


Jakarta, 11 Juli 2006 – Sebagai kelanjutan dari Kampanye Lifebuoy Berbagi Sehat yang telah dilaksanakan sejak 2004, Lifebuoy tahun ini kembali luncurkan ”Lifebuoy Berbagi Sehat – Cuci Tangan dengan Sabun, Awali Hidup Sehat”. Sebagai bagian dari kampanye tersebut, hari ini Lifebuoy mengajak 80 guru Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah dari berbagai daerah di Indonesia untuk membudayakan cuci tangan dengan sabun, yang diharapkan dapat diterapkan kepada anak didik mereka sepulangnya dari workshop yang berlangsung selama dua hari ini.

”Fakta membuktikan bahwa kebiasaan mencuci tangan dengan sabun, ternyata dapat mengurangi insiden diare sampai dengan 50% atau sama dengan menyelamatkan sekitar satu juta anak di dunia dari penyakit tersebut setiap tahunnya, ” papar Elfi Emilia, Senior Brand Manager Lifebuoy, ”Sementara itu, dari hasil riset yang diadakan oleh Koalisi untuk Indonesia Sehat (KuIS) didukung oleh Lifebuoy Berbagi Sehat mengenai kebiasaan mencuci tangan dengan sabun di beberapa daerah di Indonesia, tersingkap fakta yang mengejutkan. Hampir 80% dari responden, termasuk para ibu yang memiliki balita, ternyata tidak mencuci tangan dengan sabun, baik sebelum makan, setelah melakukan pekerjaan di luar rumah dan bahkan setelah buang air besar maupun buang air kecil.”

Melihat kenyataan ini, lanjut Elfi, Lifebuoy melihat adanya kebutuhan yang mendesak untuk mengkampanyekan kebiasaan mencuci tangan yang baik dan benar, yakni dengan menggunakan sabun. Itulah dasar Lifebuoy kembali menyelenggarakan program Lifebuoy Berbagi Sehat - Cuci Tangan dengan Sabun Awali Hidup Sehat, dengan harapan agar kebiasaan sehat berupa mencuci tangan dengan sabun dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya di dalam setiap keluarga Indonesia.

”Sebagai sabun kesehatan keluarga yang sudah puluhan tahun menjadi bagian dari keluarga-keluarga Indonesia, Lifebuoy memiliki kepedulian yang tinggi dan komitmen terhadap kesehatan seluruh anggota keluarga. Workshop dengan tema ’Dedikasi’ (Dengungkan Pendidikan, Kesehatan dan Relasi) merupakan unsur penting dan bagian dari kegiatan berkesinambungan Lifebuoy dalam menyadarkan masyarakat dan anak-anak akan pentingnya kesehatan dan hidup sehat.”

Lebih lanjut Elfi menjelaskan bahwa guru merupakan sosok penting dalam membudayakan cuci tangan dengan sabun kepada generasi penerus bangsa, terutama mengingat sebagian waktu anak-anak dihabiskan di sekolah bersama guru dan teman-teman, ”Kami memposisikan guru sebagai agent of change dimana beliau dapat mengajarkan anak-anak didiknya untuk memiliki budaya cuci tangan dengan sabun untuk awali hidup sehat. ”

Dimoderatori oleh duta Lifebuoy Taufik Savalas, acara workshop menghadirkan pembicara Dr. Handrawan Nadesul (pakar kesehatan), Imam Prasodjo (pakar sosiologi dan Direktur Yayasan Nurani Dunia), Kak Seto Mulyadi (pakar psikologi anak) dan tim Lifebuoy Berbagi Sehat.

”Peran Kak Seto di workshop ini adalah untuk memberikan simulasi dan tips kepada para guru dalam membina hubungan yang kondusif dan interaktif dengan anak-anak. Bukanlah hal yang mudah untuk meyakinkan anak-anak akan pentingnya cuci tangan dengan sabun. Sehingga sebagai guru, perlu mempelajari psikologi anak terlebih dahulu dan strategi pendekatan anak yang baik dan kreatif.” kata Elfi.

”Kebiasaan masyarakat Indonesia mencuci tangan dengan sabun masih tergolong rendah. Indikasi ini dapat dilihat antara lain pada masih tingginya tingkat penyakit diare, tifus, dan cacing terutama pada anak-anak. Orang yang tidak memiliki kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah melakukan aktivitas akan mengalami kerugian secara medis dan ekonomis, sehingga harus mengeluarkan biaya besar untuk pengobatan,” ujar Dr. Handrawan Nadesul.

Diare di Indonesia, lanjut Handrawan, termasuk memprihatinkan karena bisa berakibat kematian. Dalam medis, diare tabu sampai menjadi penyebab kematian. Padahal penyakit diare, tifus, dan cacing dapat dicegah dengan satu kebiasaan sederhana yaitu cuci tangan dengan sabun sebelum makan dan sesudah melakukan aktivitas. Bahkan cuci tangan dengan sabun juga dapat mencegah penularan virus flu burung dari hewan ke manusia.

Hal tersebut disepakati oleh Imam Prasodjo, “Penyuluhan kesehatan merupakan unsur penting untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya kesehatan dan hidup sehat. Salah satu bentuk yang dinilai efektif adalah penyuluhan kesehatan melalui para guru kepada siswa-siswa. Guru termasuk Agent of Change di masyarakat yang diharapkan dapat menjadikan siswa berperilaku sehat, dapat menjaga dan memelihara kesehatannya, seperti budaya cuci tangan dengan sabun.”

Handrawan menambahkan, mencuci tangan dengan sabun penting untuk terus disosialisasikan agar menjadi budaya hidup sehat masyarakat Indonesia. “Negara maju seperti Amerika Serikat (AS) saja masih terus melakukan sosialisasi pentingnya cuci tangan dengan sabun kepada masyarakatnya terutama yang berada di daerah pinggiran.”

Lifebuoy mengawali tahun 2006 dengan program donasi dan promo bertema “terima=kasih”, sebagai bentuk penghargaan Lifebuoy terhadap konsumen setianya. Pada saat yang bersamaan, Lifebuoy mengajak masyarakat untuk membantu memperbaiki kesehatan anak-anak. Pada program ini, setiap konsumen yang memenangkan hadiah bernilai hingga Rp. 10 juta yang didapat dari kertas di dalam sabun mandi, Lifebuoy akan menyumbangkan dana yang sama untuk perbaikan fasilitas kesehatan di beberapa sekolah dasar di Yogyakarta dan Purwakarta.

Selain itu Lifebuoy juga melakukan program edukasi akan pentingnya gaya hidup sehat dan cuci tangan secara benar dengan sabun untuk anak-anak sekolah dan para ibu. “Rencananya, school roadshow ini akan mendatangi 480 sekolah termasuk para ibu, yang artinya, kami mengharapkan akan dapat berinteraksi dengan lebih dari 100.000 ibu dan para anak.” jelas Elfi.

“Kami berharap serangkaian kegiatan yang telah, sedang dan akan kami lakukan di bawah payung Lifebuoy Berbagi Sehat ini bermanfaat bagi masyarakat banyak, terutama anak-anak. Kami percaya bahwa kualitas hidup generasi penerus akan lebih baik jika diawali dengan gaya hidup sehat, yaitu selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah melakukan aktivitas. Merupakan kebahagiaan tersendiri bagi Lifebuoy apabila semakin banyak masyarakat yang membudayakan cuci tangan dengan sabun.” tutup Elfi.



Tentang PT Unilever Indonesia Tbk.

PT. Unilever Indonesia, Tbk. yang beroperasi di Indonesia sejak tahun 1933, telah tumbuh menjadi perusahaan penyedia consumer products yang mempunyai peran penting di Indonesia. Unilever adalah produsen merek-merek terkenal di seluruh dunia yang juga terkenal di tingkat regional dan lokal, antara lain Pepsodent, Lifebuoy, Lux, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Rinso, Molto, Ponds, Citra, Blue Band, Royco, Sariwangi, Bango, Taro dan masih banyak lagi. Sebagai perusahaan yang telah ‘go public’ di awal tahun 1982 dan sahamnya tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (Jakarta dan Surabaya), Unilever memiliki komitmen kuat untuk terus maju bersama Indonesia. Pada tahun 2005 Unilever Indonesia berhasil meraih laba bersih sebesar Rp 1,4 trilyun, dengan penjualan meningkat 11,2 % secara keseluruhan menjadi Rp 9.99 trilyun.

Posisi Unilever Indonesia yang kuat sebagai pemimpin pasar telah diakui melalui berbagai penghargaan nasional dan regional yang diterima oleh perusahaan. Pada tahun 2004, Unilever Indonesia menerima 47 penghargaan lokal dan regional baik dari berbagai media massa papan atas maupun instansi pemerintah, sementara pada tahun 2005, total 54 penghargaan telah diterima, antara lain: The Indonesian Customer Loyalty Award 2005 (SWA and MARS – 3 penghargaan), peringkat teratas untuk Corporate Governance in Indonesia (The Asset Magazine), Indonesian Best Brand Awards dan Golden Indonesian Best Brand Awards (SWA & and MARS, 17 penghargaan), Most Admired Knowledge Entreprise (Dunamis Organization Services), Indonesia’s Most Admired Company 2005 (Business Week dan Frontier) , International Energy Globe Award untuk program lingkungan hidup kategori air, Padma Award dari Departemen Sosial dan banyak lagi.



Untuk informasi lebih lanjut, hubungi:

PT Unilever Indonesia, Tbk
Maria D. Dwianto
External Communications Manager
Tel : (62-21) 526 2112 Fax: (62-21) 526 2046
E-mail:
maria-dewantini.dwianto@unilever.com


InterMatrix Communications
Clara Lila
Consultant
Tel : (62-21) 727 90028 Fax: (62-21) 722 9994
E-mail:
lila@intermatrix.co.id

Monday, June 26, 2006

Workshop Guru Nasional: Dedikasi dari Lifebuoy Berbagi Sehat

Sebagai kelanjutan dari program Lifebuoy Berbagi Sehat tahap I dan II, kali ini Lifebuoy Berbagi Sehat akan mengadakan satu workshop nasional yang didedikasikan bagi para pengajar sekolah dasar negeri dan swasta.

Lifebuoy yang merupakan sabun kesehatan keluarga dan sudah menemani keluarga-keluarga Indonesia sejak puluhan tahun lalu, menyadari penyuluhan kesehatan merupakan unsur penting dalam mendidik masyarakat Indonesia akan pentingnya hidup sehat. Salah satu pola hidup sehat yaitu Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun. Hal ini terbukti dapat mengurangi kemungkinan terjangkitnya diare sampai 50% yang berarti menyelamatkan sekitar satu juta anak di dunia dari penyakit tersebut setiap tahunnya.

Hasil riset yang diadakan Koalisi untuk Indonesia Sehat (KuIS) dan didukung oleh Lifebuoy Berbagi Sehat mengenai kebiasaan mencuci tangan dengan sabun di beberapa daerah di Indonesia membuktikan, 80% responden termasuk para ibu yang memiliki Balita ternyata tidak menggunakan sabun pada saat mencuci tangan. Tidak mencuci makan itu baik sebelum makan maupun setelah melakukan aktivitas bahkan setelah buang air besar maupun kecil.

Melalui workshop DEDIKASI (Dengungkan Edukasi, Kesehatan, dan Relasi) Lifebuoy Berbagi Sehat tahap III, kami ingin mengajak para guru tingkat Sekolah Dasar untuk ikut berdedikasi dalam membudayakan pola hidup sehat berupa kebiasaan cuci tangan dengan sabun. Kebiasaan ini diharapkan dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dalam kehidupan keluarga Indonesia.

Workshop ini akan mengulas aspek Pendidikan, Kesehatan, dan Relasi yang sangat berpengaruh dalam pertumbuhan awal seorang anak beserta cara-cara mengaplikasikannya kepada anak-anak didik. Setiap pembahasan materi akan dikemas dalam bentuk penyajian teori dan simulasi yang dipandu oleh para tenaga ahli yang kompeten di bidangnya.

Workshop DEDIKASI Lifebuoy Berbagi Sehat akan dilaksanakan pada:

Hari/tanggal : Selasa – Rabu , 11 – 12 Juli 2006
Tempat : Hotel Menara Peninsula,
Jl. Let. Jend. S Parman 78, Slipi –
Jakarta Barat
Tema Workshop : Dedikasi dari Lifebuoy Berbagi Sehat

Artikel: Cuci Tangan Dengan Sabun Selamatkan 1 Juta Anak Tiap Tahun

CUCI TANGAN DENGAN SABUN SELAMATKAN SATU JUTA ANAK TIAP TAHUN

Sebelum kita makan, Dek, cuci tanganmu dulu...

Masih ingat lirik lagu di atas? Nyanyian ini mengajari anak-anak untuk menjaga kebersihan tangan dengan mencucinya. Mengapa makan harus dengan tangan yang bersih? Karena bibit penyakit pada kedua tangan kita bisa menjadi sumber penyakit yang dapat menularkan ke diri sendiri ataupun orang lain. Di antaranya diare, demam, flu, radang tenggorokan, muntaber, infeksi telinga, kolera, infeksi saluran pencernaan, dan tifus.

Menurut hasil riset Curtis & Cairncross (2003) seperti dikutip dr. Firman Lubis, perilaku mencuci tangan dengan sabun bisa mengurangi insiden diare sebanyak 42-47%. Artinya, sekitar satu juta anak di dunia dapat diselamatkan tiap tahun dengan cuci tangan. Hanya saja ada yang perlu diperhatikan dalam prosesnya, yaitu harus menggunakan sabun dan membilas tangan menggunakan air mengalir. "Tanpa sabun, bakteri dan virus tidak akan hilang. Air hanya sebatas menghilangkan kotoran yang tampak, tetapi tak menghilangkan cemaran mikrobiologis yang tidak tampak," katanya.

Jadi, memang sudah seharusnyalah kita mencuci tangan menggunakan sabun setiap sebelum makan atau sebelum memegang makanan, sehabis salaman dengan banyak orang, sesudah memegang atau menyentuh benda dan tempat kotor/tercemar, maupun sehabis buang air besar dan kecil. Kalau saja setiap keluarga mau membudayakan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun ini, setidaknya kita sudah meniadakan salah satu cara penularan penyakit.

MELATIH ANAK CUCI TANGAN

Untuk melatih anak, orang tua harus paham benar bahwa membangun kebiasaan mencuci tangan dalam keluarga perlu dilakukan secara konsisten. Tiap kali mau makan atau memegang makanan, mintalah ia cuci tangan dahulu. Begitu juga setiap habis bermain di luar, bercengkrama dengan binatang, dan sehabis buang air, selalu cuci tangan dengan sabun.

Jelaskan pula pada anak, mengapa dirinya perlu mencuci tangan. "Terangkan saja apa adanya. Tentu dengan bahasa anak, 'Tangan itu sumber kuman, karena tangan suka pegang yang kotor. Jadi kita harus cuci tangan sebelum makan dan sesudah main,' misalnya," saran Firman.

Kalau mau memberikan yang lebih, orang tua bisa mengajak anak melakukan penelitian kecil. Sebelum cuci tangan, anak disuruh merasakan dengan menggunakan indra peraba dan penciumannya, apa yang dirasa pada tangannya. Setelah itu ajak anak membandingkan apa yang dirasakan sebelum dan setelah tangannya dicuci dengan sabun. "Tangan kamu jadi segar dan halus kan, setelah dicuci," misalnya.

CARA BENAR MENCUCI TANGAN

1. Gunakan air bersih yang mengalir untuk membasahi tangan atau telapak dengan telapak. Lalu gunakan sabun.

2. Gosok-gosok kedua belah punggung tangan menggunakan telapak tangan bergantian.

3. Gosok telapak dengan telapak dan sela-sela jari dengan cara menautkan kedua telapak tangan.

4. Gosok punggung jari pada telapak satunya dengan jari saling mengunci.

5. Gosok sela-sela jempol dengan cara digosok memutar.

6. Jari tangan menguncup, gosok memutar ke kanan dan ke kiri pada telapak tangan yang satu dan kemudian sebaliknya.

7. Mencuci tangan cukup sampai batas pergelangan tangan. Gosok pergelangan tangan dengan gerakan memutar oleh tangan yang satu dan kemudian sebaliknya. Bilas hingga bersih dengan air mengalir.

Intinya, semua bagian tangan tak boleh terlewatkan barang semilimeter pun untuk dibersihkan dengan sabun. "Melakukan itu semua tidak lama, kok. Jika sudah terbiasa, dengan waktu 2-3 menit, tangan sudah bersih," ujar Firman.

Selanjutnya, untuk "mengukur" keberhasilan mencuci tangan, lihat apakah masih ada noda kotoran atau tidak pada tangan hingga sela-sela kuku dan lipatan kulit. Selain itu, cium tangan kita, apakah baunya tidak sedap atau masih bau sabun? Jika ya, berarti kita belum bersih menggosok dan membilasnya. Terakhir, rasakan, apakah tangan kita terasa segar, bersih, dan lembut kembali? Jika ya, berarti proses cuci tangan yang dilakukan sukses.

KESALAHAN YANG HARUS DIHINDARI

1. Jangan biasakan menggunakan satu tempat cuci tangan seperti kobokan secara bersamaan.

2. Jangan sekali-kali menggunakan handuk/lap pengering bekas pakai orang lain. Lebih baik gunakan tisu penyeka sekali pakai.

3. Jangan sekali-kali mencuci tangan menggunakan spons, apalagi yang bekas pakai. Spons adalah sarang kuman. Ingat, kuman menetap di tempat yang lembap dan basah!

SABUN ANTISEPTIK PERLU TAPI TAK HARUS

Memang, diakui Firman, akan lebih baik jika cuci tangan menggunakan sabun antiseptik seperti yang digunakan di rumah sakit. Tetapi tak perlu sampai memaksakan diri karena pada dasarnya semua sabun memiliki asam lemak yang mujarab menghilangkan kotoran dan kuman serta bakteri.

Akan tetapi, menyediakan sabun antiseptik di rumah untuk mencuci tangan juga tak ada salahnya. Sewaktu-waktu kita membutuhkannya juga untuk mencuci tangan yang tak bisa diatasi oleh sabun biasa. Contoh, sehabis membersihkan WC, saluran pembuangan air kotor, atau berkebun. "Dengan adanya antiseptik, kinerja sabun dalam membasmi kuman jadi lebih ampuh."

Walau tidak wajib, perlu juga menyediakan sikat pembersih tangan (sikat kecil) seperti yang selalu ada di rumah sakit. Sikat ini diperlukan untuk membersihkan kotoran yang membandel dan kotoran di sela-sela sempit yang susah dijangkau oleh tangan, seperti sela-sela kuku, juga antara kuku dan kulit.

GEL ANTISEPTIK, EFEKTIF TIDAK?

Menurut Firman, produk gel pembersih tangan baik dan bisa dijadikan alternatif pilihan untuk mencuci tangan, terlebih dalam situasi dan kondisi yang susah air. "Selama produk itu benar dan jujur, saya kira hasil yang diberikan sama dengan kita mencuci tangan."

Akan tetapi produk ini mempunyai kekurangan. "Jika tangan kita kotor, seperti habis bekerja di taman atau membetulkan mesin mobil, produk ini tidak efektif untuk digunakan karena produk ini tak bisa mengangkat kotoran tanah atau oli yang menempel di tangan."

Satu lagi kelemahanya, hanya bisa menjangkau tempat yang tampak oleh mata, sementara lipatan kulit hingga sela-sela kuku sulit untuk dibersihkan. Jadi, menurut Firman, untuk mencuci tangan sebaiknya menggunakan air mengalir dan sabun saja. Selain murah juga efisien. Kecuali di tempat darurat yang susah air atau jika kita tak memiliki waktu untuk melangkah ke wastafel.

CUCI TANGAN DENGAN SABUN BELUM JADI KEBIASAAN

Penelitian yang dilakukan Koalisi Untuk Indonesia Sehat (KUIS) menyebutkan, praktek mencuci tangan umum dilakukan masyarakat, tetapi untuk cuci tangan dengan menggunakan sabun prosentasenya lebih kecil. Fakta selanjutnya, praktek mencuci tangan dengan sabun justru kurang di waktu-waktu penting, seperti sehabis BAB, sehabis berjabat tangan dengan banyak orang, dan sebelum makan.

"Lebih menyedihkan lagi kelompok ibu rumah tangga yang memiliki balita umumnya kurang mempraktekkan mencuci tangan plus sabun," ungkap Firman, yang adalah Ketua Dewan Eksekutif KUIS. Juga dalam penelitian KUIS di tiga daerah (Bandung, Lampung Tengah, Makassar), praktek mencuci tangan lebih berhubungan dengan upaya menghilangkan kotoran yang kasat mata dibandingkan dengan alasan kesehatan.

Gazali Solahuddin. Foto: Agus/nakita

artikel dari Tabloid Nakita , No. 375, tahun VIII