Monday, June 26, 2006

Workshop Guru Nasional: Dedikasi dari Lifebuoy Berbagi Sehat

Sebagai kelanjutan dari program Lifebuoy Berbagi Sehat tahap I dan II, kali ini Lifebuoy Berbagi Sehat akan mengadakan satu workshop nasional yang didedikasikan bagi para pengajar sekolah dasar negeri dan swasta.

Lifebuoy yang merupakan sabun kesehatan keluarga dan sudah menemani keluarga-keluarga Indonesia sejak puluhan tahun lalu, menyadari penyuluhan kesehatan merupakan unsur penting dalam mendidik masyarakat Indonesia akan pentingnya hidup sehat. Salah satu pola hidup sehat yaitu Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun. Hal ini terbukti dapat mengurangi kemungkinan terjangkitnya diare sampai 50% yang berarti menyelamatkan sekitar satu juta anak di dunia dari penyakit tersebut setiap tahunnya.

Hasil riset yang diadakan Koalisi untuk Indonesia Sehat (KuIS) dan didukung oleh Lifebuoy Berbagi Sehat mengenai kebiasaan mencuci tangan dengan sabun di beberapa daerah di Indonesia membuktikan, 80% responden termasuk para ibu yang memiliki Balita ternyata tidak menggunakan sabun pada saat mencuci tangan. Tidak mencuci makan itu baik sebelum makan maupun setelah melakukan aktivitas bahkan setelah buang air besar maupun kecil.

Melalui workshop DEDIKASI (Dengungkan Edukasi, Kesehatan, dan Relasi) Lifebuoy Berbagi Sehat tahap III, kami ingin mengajak para guru tingkat Sekolah Dasar untuk ikut berdedikasi dalam membudayakan pola hidup sehat berupa kebiasaan cuci tangan dengan sabun. Kebiasaan ini diharapkan dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dalam kehidupan keluarga Indonesia.

Workshop ini akan mengulas aspek Pendidikan, Kesehatan, dan Relasi yang sangat berpengaruh dalam pertumbuhan awal seorang anak beserta cara-cara mengaplikasikannya kepada anak-anak didik. Setiap pembahasan materi akan dikemas dalam bentuk penyajian teori dan simulasi yang dipandu oleh para tenaga ahli yang kompeten di bidangnya.

Workshop DEDIKASI Lifebuoy Berbagi Sehat akan dilaksanakan pada:

Hari/tanggal : Selasa – Rabu , 11 – 12 Juli 2006
Tempat : Hotel Menara Peninsula,
Jl. Let. Jend. S Parman 78, Slipi –
Jakarta Barat
Tema Workshop : Dedikasi dari Lifebuoy Berbagi Sehat

Artikel: Cuci Tangan Dengan Sabun Selamatkan 1 Juta Anak Tiap Tahun

CUCI TANGAN DENGAN SABUN SELAMATKAN SATU JUTA ANAK TIAP TAHUN

Sebelum kita makan, Dek, cuci tanganmu dulu...

Masih ingat lirik lagu di atas? Nyanyian ini mengajari anak-anak untuk menjaga kebersihan tangan dengan mencucinya. Mengapa makan harus dengan tangan yang bersih? Karena bibit penyakit pada kedua tangan kita bisa menjadi sumber penyakit yang dapat menularkan ke diri sendiri ataupun orang lain. Di antaranya diare, demam, flu, radang tenggorokan, muntaber, infeksi telinga, kolera, infeksi saluran pencernaan, dan tifus.

Menurut hasil riset Curtis & Cairncross (2003) seperti dikutip dr. Firman Lubis, perilaku mencuci tangan dengan sabun bisa mengurangi insiden diare sebanyak 42-47%. Artinya, sekitar satu juta anak di dunia dapat diselamatkan tiap tahun dengan cuci tangan. Hanya saja ada yang perlu diperhatikan dalam prosesnya, yaitu harus menggunakan sabun dan membilas tangan menggunakan air mengalir. "Tanpa sabun, bakteri dan virus tidak akan hilang. Air hanya sebatas menghilangkan kotoran yang tampak, tetapi tak menghilangkan cemaran mikrobiologis yang tidak tampak," katanya.

Jadi, memang sudah seharusnyalah kita mencuci tangan menggunakan sabun setiap sebelum makan atau sebelum memegang makanan, sehabis salaman dengan banyak orang, sesudah memegang atau menyentuh benda dan tempat kotor/tercemar, maupun sehabis buang air besar dan kecil. Kalau saja setiap keluarga mau membudayakan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun ini, setidaknya kita sudah meniadakan salah satu cara penularan penyakit.

MELATIH ANAK CUCI TANGAN

Untuk melatih anak, orang tua harus paham benar bahwa membangun kebiasaan mencuci tangan dalam keluarga perlu dilakukan secara konsisten. Tiap kali mau makan atau memegang makanan, mintalah ia cuci tangan dahulu. Begitu juga setiap habis bermain di luar, bercengkrama dengan binatang, dan sehabis buang air, selalu cuci tangan dengan sabun.

Jelaskan pula pada anak, mengapa dirinya perlu mencuci tangan. "Terangkan saja apa adanya. Tentu dengan bahasa anak, 'Tangan itu sumber kuman, karena tangan suka pegang yang kotor. Jadi kita harus cuci tangan sebelum makan dan sesudah main,' misalnya," saran Firman.

Kalau mau memberikan yang lebih, orang tua bisa mengajak anak melakukan penelitian kecil. Sebelum cuci tangan, anak disuruh merasakan dengan menggunakan indra peraba dan penciumannya, apa yang dirasa pada tangannya. Setelah itu ajak anak membandingkan apa yang dirasakan sebelum dan setelah tangannya dicuci dengan sabun. "Tangan kamu jadi segar dan halus kan, setelah dicuci," misalnya.

CARA BENAR MENCUCI TANGAN

1. Gunakan air bersih yang mengalir untuk membasahi tangan atau telapak dengan telapak. Lalu gunakan sabun.

2. Gosok-gosok kedua belah punggung tangan menggunakan telapak tangan bergantian.

3. Gosok telapak dengan telapak dan sela-sela jari dengan cara menautkan kedua telapak tangan.

4. Gosok punggung jari pada telapak satunya dengan jari saling mengunci.

5. Gosok sela-sela jempol dengan cara digosok memutar.

6. Jari tangan menguncup, gosok memutar ke kanan dan ke kiri pada telapak tangan yang satu dan kemudian sebaliknya.

7. Mencuci tangan cukup sampai batas pergelangan tangan. Gosok pergelangan tangan dengan gerakan memutar oleh tangan yang satu dan kemudian sebaliknya. Bilas hingga bersih dengan air mengalir.

Intinya, semua bagian tangan tak boleh terlewatkan barang semilimeter pun untuk dibersihkan dengan sabun. "Melakukan itu semua tidak lama, kok. Jika sudah terbiasa, dengan waktu 2-3 menit, tangan sudah bersih," ujar Firman.

Selanjutnya, untuk "mengukur" keberhasilan mencuci tangan, lihat apakah masih ada noda kotoran atau tidak pada tangan hingga sela-sela kuku dan lipatan kulit. Selain itu, cium tangan kita, apakah baunya tidak sedap atau masih bau sabun? Jika ya, berarti kita belum bersih menggosok dan membilasnya. Terakhir, rasakan, apakah tangan kita terasa segar, bersih, dan lembut kembali? Jika ya, berarti proses cuci tangan yang dilakukan sukses.

KESALAHAN YANG HARUS DIHINDARI

1. Jangan biasakan menggunakan satu tempat cuci tangan seperti kobokan secara bersamaan.

2. Jangan sekali-kali menggunakan handuk/lap pengering bekas pakai orang lain. Lebih baik gunakan tisu penyeka sekali pakai.

3. Jangan sekali-kali mencuci tangan menggunakan spons, apalagi yang bekas pakai. Spons adalah sarang kuman. Ingat, kuman menetap di tempat yang lembap dan basah!

SABUN ANTISEPTIK PERLU TAPI TAK HARUS

Memang, diakui Firman, akan lebih baik jika cuci tangan menggunakan sabun antiseptik seperti yang digunakan di rumah sakit. Tetapi tak perlu sampai memaksakan diri karena pada dasarnya semua sabun memiliki asam lemak yang mujarab menghilangkan kotoran dan kuman serta bakteri.

Akan tetapi, menyediakan sabun antiseptik di rumah untuk mencuci tangan juga tak ada salahnya. Sewaktu-waktu kita membutuhkannya juga untuk mencuci tangan yang tak bisa diatasi oleh sabun biasa. Contoh, sehabis membersihkan WC, saluran pembuangan air kotor, atau berkebun. "Dengan adanya antiseptik, kinerja sabun dalam membasmi kuman jadi lebih ampuh."

Walau tidak wajib, perlu juga menyediakan sikat pembersih tangan (sikat kecil) seperti yang selalu ada di rumah sakit. Sikat ini diperlukan untuk membersihkan kotoran yang membandel dan kotoran di sela-sela sempit yang susah dijangkau oleh tangan, seperti sela-sela kuku, juga antara kuku dan kulit.

GEL ANTISEPTIK, EFEKTIF TIDAK?

Menurut Firman, produk gel pembersih tangan baik dan bisa dijadikan alternatif pilihan untuk mencuci tangan, terlebih dalam situasi dan kondisi yang susah air. "Selama produk itu benar dan jujur, saya kira hasil yang diberikan sama dengan kita mencuci tangan."

Akan tetapi produk ini mempunyai kekurangan. "Jika tangan kita kotor, seperti habis bekerja di taman atau membetulkan mesin mobil, produk ini tidak efektif untuk digunakan karena produk ini tak bisa mengangkat kotoran tanah atau oli yang menempel di tangan."

Satu lagi kelemahanya, hanya bisa menjangkau tempat yang tampak oleh mata, sementara lipatan kulit hingga sela-sela kuku sulit untuk dibersihkan. Jadi, menurut Firman, untuk mencuci tangan sebaiknya menggunakan air mengalir dan sabun saja. Selain murah juga efisien. Kecuali di tempat darurat yang susah air atau jika kita tak memiliki waktu untuk melangkah ke wastafel.

CUCI TANGAN DENGAN SABUN BELUM JADI KEBIASAAN

Penelitian yang dilakukan Koalisi Untuk Indonesia Sehat (KUIS) menyebutkan, praktek mencuci tangan umum dilakukan masyarakat, tetapi untuk cuci tangan dengan menggunakan sabun prosentasenya lebih kecil. Fakta selanjutnya, praktek mencuci tangan dengan sabun justru kurang di waktu-waktu penting, seperti sehabis BAB, sehabis berjabat tangan dengan banyak orang, dan sebelum makan.

"Lebih menyedihkan lagi kelompok ibu rumah tangga yang memiliki balita umumnya kurang mempraktekkan mencuci tangan plus sabun," ungkap Firman, yang adalah Ketua Dewan Eksekutif KUIS. Juga dalam penelitian KUIS di tiga daerah (Bandung, Lampung Tengah, Makassar), praktek mencuci tangan lebih berhubungan dengan upaya menghilangkan kotoran yang kasat mata dibandingkan dengan alasan kesehatan.

Gazali Solahuddin. Foto: Agus/nakita

artikel dari Tabloid Nakita , No. 375, tahun VIII

Artikel: Ribuan Warga Ikut Gugur Gunung di Malioboro

Yogyakarta, CyberNews. Ribuan warga mengikuti acara Gugur Gunung untuk Yogya Sehat dan Bersih di Malioboro Yogyakarta, atas prakarsa Yayasan Unilever Peduli bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta didukung Radio Retjo Buntung dan RBTV.

Kegiatan tersebut dimulai dari Taman Parkir Abu Bakar Ali diawali dengan senam bersama dilanjutkan gerak jalan melewati Jalan Malioboro dengan finish di Monumen SO 1 Maret, dan dilepas oleh Walikota Yogyakarta Herry Zudianto.

Dalam jalan sehat itu diikuti oleh parade gerobak sampah, penyapu jalan dan mobil penyiram air serta pada saat yang sama dilakukan pengecatan pembatas jalan, pembersihan dan penataan pot-pot tanaman sepanjang jalan Malioboro.

Memasuki area finish di Monumen SO 1 Maret, dilakukan cuci tangan dengan sabun lifebuoy dan cap telapak tangan massal di atas kain putih dengan cat tembok lima warna. Seluruh acara yang berlangsung meriah itu, dipandu oleh MC kocak Taufik Savalas.

Menurut General Manager Yayasan Unilever Peduli, Okti Damayanti, sebagai perusahaan yang tumbuh besar bersama masyarakat, Unilever memiliki perhatian dan kepedulilan terhadap masalah yang dihadapi oleh masyarakat, terutama di bidang kesehatan dan kebersihan.

Melalui program IHPP (Integrated Health Promotion Program), Unilever percaya bahwa berbagai masalah kesehatan dan kebersihan dapat diatasi bersama, terutama mengingat program itu aktif dilakukan oleh perusahaan tersebut bersama dengan mitranya yang memiliki perhatian dan kepedulian serupa.

Selain di Yogyakarta, lebih dahulu Unilever melakukan aktivitas tanggung jawab sosialnya di Kalurahan Jambangan Surabaya, berupa program pengelolaan sampah mandiri mulai dari tingkat ramah tangga. ''Dan ke depan diharapkan program-program serupa juga akan dilakukan dan diterapkan di kota-kota lain di Indonesia,'' tambah Okti Damayanti.

( bambang unjianto/cn05 ) artikel dari Suara Merdeka Senin, 17 April 2006 : 11.42 WIB

Artikel: Kampanye Mencuci Tangan dengan Sabun

PUSAT Pengembangan Kesehatan Lifebuoy (PPKL) meluncurkan program "Lifebouy Berbagi Sehat - Kampanye Mencuci Tangan dengan Sabun" di lapangan Gedung Aldiron Dirgantara Jakarta, baru-baru ini. Dengan kebiasaan mencuci tangan diharapkan kebiasaan hiup sehat dapat diwariskan dari generasi ke generasi.

Kampanye tersebut dilaksanakan di empat kota besar yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya dan Yogyakarta. Tim Lifebuoy Berbagi Sehat (LBS) akan mendatangi 400 Sekolah Dasar (SD) dan 50 Posyandu di tiap kota tersebut. Selain itu LBS juga mengadakan program Handwashing Ambush dengan mendatangi tempat publik dan mengajak orang-orang membuktikan manfaat mencuci tangan dengan sabun.

Senior brand manager Lifebuoy, Febby Intan mengatakan penyuluhan tersebut merupakan unsur penting dalam menyadarkan masyarakat akan pentingnya kesehatan dan kebiasaan hidup sehat. Peluncuran kampanye dihadiri pihak Departemen Kesehatan serta 200 murid SD yang melakukan kegiatan menggambar massal.

Selain itu, ada pula berbagai aktivitas untuk anak-anak bersama psikolog dan juga pemerhati anak, Kak Seto dan duta Lifebuoy selama delapan tahun, Taufik Savalas. Aktivitas yang dilakukan, yaitu dongeng tentang kebiasaan mencuci tangan dengan sabun kepada anak-anak oleh Kak Seto, bermain pasir, serta aneka permainan luar ruang yang tersedia di taman bermain.

Anak-anak itu juga diajak mengasah kreativitasnya dengan membuat gambar yang berkonsep "Di mana dan Kapan Saya Mendapatkan Kuman". (YUI/A-16)

artikel dari Suara Pembaruan, 29 Maret 2005

Artikel: Kampanye Gerakan Cuci Tangan Pakai Sabun

Periode II pelaksaan PIN Polio dimanfaatkan pula untuk kampanye Gerakan Cuci Tangan Pakai Sabun. DIAH KATARINA BAMBANG DH Ketua Tim Penggerak PKK Kota Surabaya mendatangi Pos PIN Kelurahan Wonokromo. Yang dikunjungi diantaranya, Pos PIN RT 56 RW 7, satu diantara puluhan Pos PIN peserta Gerakan Cuci Tangan Pakai Sabun.

Hari ini agendanya 53 Pos PIN Kelurahan Wonokromo selain untuk PIN Polio juga disediakan kelengkapan cuci tangan pakai sabun. Seperti ember, gayung, lap tangan, sabun, dan air bersih.

DIAH KATARINA mengatakan, mencuci tangan sesudah melakukan aktivitas lainnya terutama kegiatan yang berhubungan dengan makanan masih kurang jamak dilakukan di masyarakat. Cuci tangan saja masih kurang diperhatikan masyarakat apalagi cuci tangan pakai sabun kata istri BAMBANG DH.

Karena itulah Gerakan ini dikampanyekan bersamaan dengan pelaksanaan PIN Polio hari ini, Selasa (27/09). DIAH KATARINA mengatakan tidak ada pengaruh negatif melakukan kampanye Gerakan cuci tangan pakai sabun dan PIN bersamaan karena justru bisa memberikan sinergi.

Sosialisasi pada situasi seperti ini lebih mudah dilakukan karena masyarakat sedang berkumpul. Lagipula cuci tangan pakai sabun juga bukan hal yang susah dilakukan. Berbeda jika kampanye ini mengharuskan warga menggunakan sabun merek tertentu atau harus dibeli di tempat tertentu.

Kampanye ini bekerja sama dengan sembilan LSM, USAID, Unesa, Unilever, dan PKK yang dimulai di kawasan Wonokromo. DIAH mengatakan masih ada kaitan antara cuci tangan pakai sabun dengan upaya menekan Polio. Karena Polio, menurut DIAH KATARINA, penyebarannya dari tinja yang kemudian masuk dalam konsumsi anak-anak usia rentan penularan Polio. Sehingga kalau masyarakat mencuci tangan sebelum melakukan aktivitas lain terutama akan makan diharapkan semakin menekan kejadian Polio.

Anak-anak yang terjaring Imunisasi Polio menurut DIAH KATARINA cukup sukses. Seperti halnya pelaksanaan PIN Polio periode I target yang ditetapkan untuk tiap Pos PIN dapat dilampaui bahkan ada yang mencapai 100-110%.

dari berita portal Surabaya.go.id 7 September 2005

Artikel: Lifebuoy Luncurkan Kampanye Mencuci Tangan Dengan Sabun

Lifebuoy Luncurkan Kampanye
Mencuci Tangan Dengan Sabun

Tahukah Anda, kebiasaan mencuci tangan dengan sabun ternyata dapat mengurangi kejadian diare sampai dengan 50%? Itu setara dengan menyelamatkan sekitar satu juta anak di dunia dari penyakit yang berbahaya tersebut setiap tahunnya.

Dari hasil riset Koalisi untuk Indonesia Sehat (KuIS) didukung Lifebuoy Berbagi Sehat mengenai kebiasaan mencuci tangan dengan sabun di beberapa daerah di Indonesia, tersingkap fakta yang mengejutkan: Hampir 80% dari responden, termasuk para ibu yang memiliki balita, ternyata tak mencuci tangan dengan sabun, baik sebelum makan, setelah melakukan pekerjaan di luar rumah dan bahkan setelah buang air besar maupun buang air kecil!

Nah, melihat kondisi ini, Lifebuoy, sabun kesehatan keluarga, merasa perlu mengkampanyekan kebiasaan mencuci tangan yang baik dan benar dengan sabun. Diharapkan dengan kampanye ini kebiasaan cuci tangan dengan sabun dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, demikian menurut Febby Intan, Senior Brand Manager Lifebuoy.

Kampanye diluncurkan di Gedung Aldiron Dirgantara pada 23 Maret 2005 yang dihadiri pejabat Departemen Kesehatan RI, sekitar 200 siswa SD serta Kak Seto, pemerhati anak yang mendongeng mengenai pentingnya kebiasaan mencuci tangan dengan sabun. Tak ketinggalan tentu saja Taufik Savalas yang sudah menjadi duta Lifebuoy selama delapan tahun. Meski hari hujan deras, namun tak menyurutkan kegembiraan anak-anak untuk mengikuti acara yang padat kegiatan, seperti menggambar massal dengan konsep "Dimana dan kapan saya mendapatkan kuman".

Setelah menggambar dan bermain, anak-anak dapat dapat menyaksikan sendiri kuman yang ada di tangan mereka dengan alat yang disebut glogerm. Setelahnya mereka diajak cuci tangan bersama untuk menanamkan pengertian bahwa mencuci tangan dengan sabun adalah hal penting yang harus dijadikan kebiasaan hidup yang sehat. Diharapkan, nantinya anak-anak yang akan menjadi generasi penerus bangsa ini menularkan kebiasaan sehat tersebut kepada teman, saudara, anggota keluarga dan anak cucu.

Sudahkah Anda mulai cuci tangan dengan sabun?


artikel dari Hanyawanita.com, 23 Maret 2005

Artikel: Cuci Tangan Pakai Sabun Penting Banget Itu!

Mencuci tangan pakai sabun bisa mengurangi risiko terkena penyakit yang berkait dengan diare sebesar 42-47 persen. Mencuci tangan. Apa sih pentingnya? Walau kelihatannya sepele, mencuci tangan banyak manfaatnya buat kesehatan kamu lho.

Tahukah kamu, cuci tangan secara benar pakai sabun adalah salah satu langkah penting untuk mencegah penyebaran kuman penyakit. Kita menggunakan tangan untuk melakukan berbagai pekerjaan sehari-hari, baik di rumah, kebun, sekolah, atau saat jalan-jalan di pertokoan. Di rumah, tangan kita gunakan untuk membersihkan rumah, menyiapkan makanan, atau menata aneka perabot rumah. Sementara di kebun, tangan kamu bisa jadi belepotan oleh tanah yang baru saja digemburkan. Kini, coba perhatikan adik kamu yang masih balita. Biasanya, mereka menggunakan tangannya untuk menyentuh berbagai benda.

Padahal, benda-benda yang ada di sekeliling kita itu, tak selalu bersih. Bahkan, sangat mungkin telah tercemar oleh kuman. Pisau, bola kaki, pintu rumah, lemari, keranjang belanja, dan tempat sampah, adalah beberapa contoh benda di sekitar kita yang sangat mungkin menjadi 'tempat tinggal' kuman. Artinya, hanya dengan menyentuh benda-benda itu, kamu bisa terkena kuman. Setelah itu, kamu pun bisa menularkannya kepada orang lain yang kamu sentuh setelah memegang benda-benda itu.

Lalu, apa jadinya, kalau tangan kamu yang sudah kena kuman itu diusapkan ke muka, mata, hidung, atau mulut? Bila itu terjadi, risiko kamu untuk terkena penyakit jadi meningkat, karena kuman tersebut telah masuk ke dalam tubuh. Apalagi, kalau kamu punya luka terbuka atau belum sembuh, maka akan lebih cepat lagi kuman masuk ke dalam tubuh melalui luka itu.

Untuk mencegah hal buruk itu, mencuci tangan pakai sabun, sepertinya merupakan satu keharusan. Mengapa mesti pakai sabun? Sabun membuat kuman yang tadinya menempel, terlepas dari tangan. Sementara air yang mengalir, akan meluruhkan semua kuman itu sehingga kamu terhindar dari ancaman berbagai penyakit.

Mengingat pentingnya mencuci tangan ini, sejak Januari 2005 lalu, Koalisi untuk Indonesia Sehat (KuIS) memprakarsai Gerakan Mencuci Tangan dengan Sabun di dua propinsi yaitu Banten dan Sumatera Utara. Untuk menggelar gerakan ini, KuIS bekerja sama dengan Lembaga Amil Zakat Harapan Dhuafa (Laz Harfa). Nah, berkait dengan gerakan ini, pada 19 Juni lalu digelar Festival Cuci Tangan Pakai Sabun yang digelar di alun-alun Rangkas Bitung, Banten.

Dalam acara itu, anak-anak dan para ibu melakukan beragam kegiatan, mulai dari gerak jalan, tarik tambang, lari, lomba menggambar, dan mewarnai. Selain itu, ada juga pentas seni dan penyuluhan kesehatan. Acara ini seru banget lho. Bagaimana nggak seru, setelah melakukan berbagai kegiatan itu, mereka beramai-ramai mencuci tangan pakai sabun di dua mobil tangki air yang telah disiapkan.

Kamu ingin tahu apa tujuan acara ini? Kata Pak Taufiq Ommar Malik, direktur eksekutif KuIS, acara ini bertujuan mengampanyekan gerakan hidup bersih dan sehat. ''Untuk sehat, ternyata bisa diawali dengan kegiatan yang sederhana yaitu mencuci tangan pakai sabun,'' lanjut Pak Taufiq.

Kurangi risiko diare
Mencuci tangan pakai sabun ternyata mampu mengurangi risiko kematian, terutama pada anak-anak, akibat diare. Penelitian menunjukkan, mencuci tangan pakai sabun bisa mengurangi risiko terkena penyakit-penyakit yang berkaitan dengan diare sebesar 42-47 persen.

Selama ini, diare seringkali dianggap sebagai penyakit sepele, padahal di tingkat global dan nasional fakta menunjukkan sebaliknya. Menurut catatan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), diare membunuh dua juta anak di dunia setiap tahun. Sedangkan di Indonesia, menurut Survei Kesehatan Nasional tahun 2001, diare merupakan penyebab kematian kedua terbesar pada balita dan anak-anak.

Tapi ngomong-ngomong, kenapa ya kampanye cuci tangan ini ditujukan pula pada ibu-ibu? Bukankah yang paling rentan terkena diare adalah balita dan anak-anak? ''Ibu-ibu adalah orang yang paling dekat dengan anak-anak. Jika tangannya tidak bersih maka akan menularkan kuman dan bakteri ke anak-anaknya. Jadi sangat perlu mengampanyekan cuci tangan pakai sabun ke ibu-ibu,'' terang Pak Wahyu Suwargi, koordinator program kesehatan Festival Cuci Tangan dengan Sabun.

O ya, Pak Wahyu juga menyarankan, kalian sebaiknya membiasakan diri mencuci tangan pakai sabun setiap kali selesai melakukan kegiatan apapun. Begitupun setiap kali hendak makan, minum, dan beranjak tidur, jangan lupa cuci tangan pakai sabun. ''Lebih bagus lagi juga cuci kaki dan wajah.''

(ruz )
Republika, Minggu, 26 Juni 2005

Artikel: Mencuci Tangan Yang Benar

Sabun dan mencuci tangan menjadi strategi penting untuk mencegah munculnya penyakit. Sayangnya, banyak orang tak suka mencuci tangannya atau mencuci tangan bersih-bersih. Setidaknya Anda mencuci tangan sebanyak lima kali sehari jika berada dalam kegiatan terbuka dan banyak bersentuhan dengan peralatan maupun orang lain. Berikut tips mencuci tangan yang benar.

Cucilah tangan Anda:

  • Setelah melakukan aktivitas di toilet
  • Sebelum makan
  • Setelah menggunakan peralatan kantor secara bergantian, termasuk juga telepon, keyboard, pegangan pintu, bahkan majalah dan koran yang dibaca bersama.
  • Bersalaman dengan banyak orang

Cara mencuci tangan:

  • Basahi tangan dengan air hangat sebelum menggunakan sabun
  • Gosok tangan yang bersabun hingga berbusa lalu bilas dengan air.
  • Cucilah tangan setidaknya selama 15 detik. Yakinkan kedua permukaan tangan, sela-sela jari, dan sekitar kuku telah dibersihkan.
  • Keringkan tangan. Tangan yang tetap dibiarkan basah merupakan lingkungan sempurna bagi kuman.

Republika, Minggu, 25 Januari 2004

Sunday, June 25, 2006

Hanya perlu 2 menit untuk Hidup Sehat

Kebersihan Tangan adalah Pangkal Hidup Sehat

Tangan telah diyakini menjadi wahana yang penting dalam penularan penyakit, khususnya penyakit yang ditularkan melalui mulut, misalnya diare. Tangan segera dikotori saat membersihkan diri (cebok) setelah yang bersangkutan buang air besar, menangani anak buang air besar, atau sedang memegang kotoran lainnya. Tangan akan babas dari kuman penyakit apabila kita cuci tangan dengan baik dan benar.

Menurut penelitian yang pernah dilakukan, kebiasaan mencuci tangan sebelum makan, menyiapkan makanan dan setelah buang air besar di Indonesia masih sangat rendah, hanya 7%. Kurangnya pengetahuan tentang akibat berbahaya dari kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut menyebabkan timbulnya masalah kesehatan dalam masyarakat.

Dengan memberikan penyuluhan yang intensif melalui liflet dan poster diharapkan masyarakat akan mengerti dan sadar untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.

Manfaat Cuci Tangan bagi Hidup Sehat.

Hasil studi oleh Khan (1982) tentang manfaat cuci/membasuh tangan dengan sabun sesudah buang air besar, sebelum makan dan menyiapkan makanan membuktikan bahwa perilaku tersebut merupakan cara yang efektif untuk menurunkan insidens penyakit, khususnya diare. Studi yang dilakukan Alam dan kawan?kawan (1989) serta Clemens dan kawan-kawan (1987) membuktikan bahwa ibu?ibu yang mencuci tangan merupakan satu dari banyak faktor yang mempunyai andil/peran untuk menekan/mengurangi insiden diare pada anak-anak.

Lanata ( 1991 ) membuktikan dalam studinya adanya hubungan antara penggunaan sabun yang lebih (kuantitasnya) serta pemakaian sejumlah air yang cukup banyak - untuk membasuh tangan (oleh ibu-ibu) dengan rendahnya insidens diare pada bayi umur 6-18 bulan. Wilson dan kawan-kawan (1991), studi di Indonesia menemukan bahwa promosi membasuh tangan bagi ibu-ibu dan anak-anak mereka dapat mengurangi prevalensi diare dan conjunctivitis.

2 Menit Saja untuk Cuci Tangan secara Baik dan Benar

Cuci tangan yang benar ialah dengan menggunakan air bersih dan sabun melalui kran, pancuran atau gayung pembilas, yang dilakukan setelah buang air besar, sebelum makan dan sebelum menyiapkan makanan.

Hoque dan kawan-kawan (1991) membandingkan membersihkan tangan dengan menggunakan abu, sabun, tanah liat yang bersih atau lainnya dengan air saja, ternyata hasilnya menunjukkan bahwa semua jenis bahan-bahan pembersih (abu, sabun, tanah liat) kurang lebih mempunyai efektifitas yang sama dalam menurunkan bakteri coli tinja pada tangan yang tercemar, sedangkan pengurangan kontaminasi terhadap tangan hanya menggu nakan air tidak menunjukkan hasil yang significan.

Lowbury dan kawan? kawan (1988) menunjukkan bahwa makin banyak waktu yang digunakan untuk membasuh tangan dengan sedikit menggunakan tenaga/kekuatan kemungkinan besar sama efektifnya bila membasuh tangan dengan menggunakan sabun.

"Tangan bersih, keluarga sehat."

Sumber : Dit.P.Air, Dep.Kes

Friday, June 23, 2006

Artikel: Hindari Flu dengan Rajin Cuci Tangan

Tidak salah memang jika para ibu selalu meminta agar selalu membersihkan tangan, makanan sayuran dan tidur dengan teratur. Menurut sejumlah dokter dan ahli nutrisi kebiasaan baik itu bisa menghindarkan seseorang dari penyakit flu. Menurut Dr R Michael Gallagher, kebiasaan itu setidaknya bisa menjadi hal yang terbaik untuk kesehatan seseorang.

Ia menjelaskan bahwa kebiasaan untuk hidup sehat, diet yang seimbang serta istirahat yang cukup merupakan sebuah hal yang mampu menjaga kesehatan seseorang untuk terkena flu. Menyebarnya flu burung memang telah membuat sejumlah pihak kembali berusaha menerapkan kebiasaan hidup yang sehat. Karena sejauh ini flu burung itu belum bisa diobati dan telah menyebabkan kematian disejumlah negara.

"Menjaga kebiasaan sehat mungkin akan menjadi hal yang terbaik bagi anda sendiri," tegas ahli fisik dari University of Medicine and Dentistry of New Jersey's School of Osteopathic Medicine ini. Dr Gallagher juga memperkirakan bahwa orang yang bekerja terlalu keras dan kurang melakukan keseimbangan nutrisi merupakan mereka yang akan terkena lebih besar terkena flu.

Selain tidur cukup (7-8 jam sehari), menjaga stress merupakan sesuatu yang penting juga diperhatikan. "Karena terlalu banyak stress bisa merusak sistem kekebalan tubuh," jelasnya. "Apa yang anda lakukan dalam kebiasaan sehat itu merupakan upaya untuk memutus transmisi flu dan kebiasan itu biasanya telah disampaikan oleh ibu kita sejak kecil," tambah Dr. Mitchell Cohen.

Ahli dari the federal Centers for Disease Control and Prevention (CDC) ini menambahkan bahwa mengurangi sentuhan tangan ke mata, hidung atau mulit juga bisa menjadi sesuatu yang penting untuk terhindar dari flu. Karena jika tangan tidak bersih sentuhan itu bisa membawa infeksi yang tidak lain adalah flu. Sebuah virus bisa bertahan hidup selama lima jam sejak ia menjangkiti dari sentuhan.

Dr Ron Davis dari American Medical Association merasa yakin sanitasi yang baik merupakan sesuatu yang bisa menjadi alternatif jika sabun dan air kurang tersedia. Untuk menjaga kekebalan tubuh, seseorang sebaiknya mengkonsumsi ikan yang memiliki kandungan vitamin A, C dan E, susu dan buah-buahan.

Para dokter dan ahli nutrisi berharap pesan yang mereka sampaikan setidaknya bisa membuat orang berhati-hati karena kebanyakan orang sering mengabaikan setidaknya untuk mencuci tangan. (mydoc/tutut)

(artikel dari kapanlagi.com)

Artikel: Kebersihan Pribadi . . .

Bahkan di negara maju pun soal mencuci tangan yang benar masih perlu ditata ulang. Mengapa ?

Karena dari cuci tangan yang tidak benar berpotensi melahirkan banyak masalah kesehatan. Tanpa membasuh tangan dengan benar, kita menjadi sakit yang sebetulnya tak perlu terjadi.

Tak cukup tersentuh air belaka membasuh tangan yang benar perlu sabun. Kebanyakan kita, alih-alih membasuh tangan secara sehat sering-sering menyentuh penganan atau langsung duduk di meja makan sebelum tangan terbasuh sempurna.

Bila tangan tak bersih, penyakit perut (faecal-oral) muncul. Termasuk terancam kasus SARS, flu burung, influenza (bisa jadi berasal dari jemari yang menyentuh tombol lift, pegangan pintu, gagang telepon, perabotan di tempat umum, uang, bersalaman). Jemari tangan perlu dibuat steril dari kemungkinan tercemar seperti itu.

Kuman dan virus dari mana-mana umumnya berasal dari luar memasuki tubuh lewat makanan-minuman, liang hidung (mengupil), menggigit jari, menyuap makanan tanpa sendok. Atau makanan dan minuman itu sendiri (jajanan, restoran, warung nasi) sudah tercemar bibit penyakit sejak awal lantaran pembuat atau penyajinya tidak higienis (rata-rata berasal dari makanan-minuman jajanan mentah, atau tidak panas).

Bibit penyakit juga bisa berasal dari pakaian, sepatu, sandal, rambut, setelah bepergian ke luar rumah. Terlebih bila baru kembali dari tempat-tempat umum, pasar, rumah sakit, mal, kendaraan umum. Itu sebab penting membersihkan diri setiap kali habis bepergian.

Menukar pakaian luar dan tidak membawanya ke kamar tidur. Pulang dari bepergian biasakan sandal dan sepatu ditinggalkan di luar kamar, kalau perlu langsung menyiram rambut (jika tidak mau keramas) karena di bagian-bagian itulah segala bibit penyakit dari udara, lantai, kemungkinan sudah melekat.

Perlu membasuh tangan sampai lengan dan permukaan kulit yang bersentuhan dengan apa saja selama di luar rumah, serta membasuh muka, termasuk membersihkan liang hidung dengan air sabun. Pada bagian-bagian itu kemungkinan bibit penyakit selama berada di luar rumah sudah menempel.

Dengan cara itu serangan flu jenis apa saja serta ancaman semua penyakit saluran pernapasan maupun pencernaan bisa digagalkan. Ongkos menyembuhkan flu atau mencret memang tak seberapa, tetapi aktivitas harian kita jadi terganggu. Itu pun kalau tak sampai komplikasi ke paru-paru, sinusitis, congek atau dehidrasi, sehingga harus masuk rumah sakit. Tak ada ampun bila SARS dan flu burung yang menyerang. *

Dr. Handrawan Nadesul, Dokter Umum

(artikel dari depkes.go.id)

Thursday, June 15, 2006

Artikel: Clean hands the way to stop flu

If everyone were to wash their hands the risk of colds, flu and even bird flu would be much less, say UK experts. Professor John Oxford, of London's Queen Mary's School of Medicine, warns many people are failing to do so and are complacent about personal hygiene.

His team looked at the most effective methods to prevent the transmission of colds and flu, including bird flu. Rather than relying on products such as antiviral tissues, personal cleanliness should be a priority, they say. Hand cleaning came out top, followed by disinfecting surfaces.
Personal cleanliness and hygiene levels have dropped steadily over the last
decades. Attention must be paid to hand washing
(Professor John Oxford)
The least effective way to prevent transmission of the common cold is through the use of virucidal nasal tissues, Professor Oxford and colleague Dr Rob Lambkin, also from Queen Mary's, concluded.
Studies have shown that viruses can survive on human hands for several hours and that they can be spread by direct contact.

As well as through coughs and sneezes, a person may pick up the virus on their fingers by touching an infected object or person.

Breaking the chain
If they then rub their nose or eyes with their virus-contaminated fingers they can become ill themselves and spread the infection to others, leading to a vicious cycle.
The UK experts say the best way to break the chain is for people to wash their hands.

This is a very sensible precaution that should be taken, especially as we
approach winter and colds and viruses are likely to be emerging
Dr Mark Britton, chairman of the British Lung Foundation
Professor Oxford said: "Unfortunately, personal cleanliness and hygiene levels have dropped steadily over the last decades with many microbes, as never before, using the opportunity to spread.
"First and foremost to reduce virus transmission attention must be paid to hand washing and then when this is satisfactory, focus on cleansing surfaces and equipment shared by others such as desks, tables, telephones and door knobs."

He said it was important that people did not come to rely on antiviral tissues to reduce the spread of viruses and then reduce hand washing as this could lead to an increase in infection of what could be very serious respiratory viruses.

"Quite rightly for influenza, great reliance continues to be placed on vaccines and antiviral drugs, but still virus destruction on surfaces and hand washing continues to be an important adjunct." Dr Mark Britton, chairman of the British Lung Foundation, said: "It is absolutely reasonable what they are saying. People need to be reminded about the importance of basic hand hygiene.

COMMON HOME SURFACES THAT CAN HARBOUR VIRUSES (in descending order of risk)
* Phone receiver
* Light switches
* Door knobs
* Toilet flush handle

Source: Journal of Infection, August 2005, pages 103-9
"This is a very sensible precaution that should be taken, especially as we approach winter and colds and viruses are likely to be emerging."

Dr Graham Archard, of the Royal College of General Practitioners, said improved hygiene would help prevent flu, but added that it was also important for those at high risk - such over 65 years old - to be vaccinated against the influenza virus.

Professor Ron Eccles of the Common Cold Centre in Cardiff said: "The only way to avoid catching a cold is to become a hermit. "If you are in contact with other people you are likely to get a cold as the viruses are so common."

He said the best way a person could reduce the risk of catching a cold was to:
* wash hands regularly, especially after being in crowded places
* use a tissue thick enough so that it won't break apart when blowing their nose and dispose of it after use
* keep their hands away from their nose and mouth

(sumber BBC news)

Saturday, June 10, 2006

Artikel: Cara Jitu Hindari Flu

Di musim pancaroba sekarang ini, aneka penyakit umumnya lebih mudah menghampiri. Terutama flu. Berikut cara jitu menghindarinya.

KLIK - Detail 1. Cuci tangan sesering mungkin. Salah satu penyebab flu adalah tangan yang menggosok-gosok hidung atau mata sesudah tangan terkontaminasi oleh virus. Dengan mencuci tangan sesering mungkin. Terutama sebelum, pada waktu, dan sesudah menyiapkan makanan. Selain itu, sebelum makan, setelah dari kamar mandi, usai bermain, setelah membersihkan kotoran binatang, dan saat tangan kotor. Lakukan lebih sering lagi ketika ada anggota keluarga di rumah yang menderita sakit. Jika Anda menjaga diri agar tak tekena flu, berarti Anda juga melindungi anak-anak dari sakit karena flu amat mudah menular.

2. Biasakan bersih-bersih secara rutin dengan sabun dan air. Termasuk membersihkan permukaan mainan atau benda-benda yang biasa dimasukkan ke dalam mulut anak agar terbebas dari kuman. Bisa juga dibersihkan dengan membersihkan permukaan benda dengan tisu basah.

KLIK - Detail 3. Gunakan lap/tisu sekali pakai untuk membersihkan hidung si kecil saat ia sedang flu atau sakit lainnya.

4. Ajarkan anak batuk/bersin dengan sehat dan sopan. Caranya, ketika terasa akan batuk/bersin, ambil tisu, taruh di mulut/hidung, palingkan muka ke samping, baru batuk atau bersin. Setelah itu, buang tisu ke tempat sampah. Dengan demikian kuman penyakit tak mengenai orang di sekitar.

5. Hindari kontak yang tidak penting dengan banyak orang. Terutama jika Anda memiliki anak kecil. Di musim "penyakit" seperti sekarang ini, sebaiknya hindari tempat ramai seperti mal atau supermarket pada saat akhir pekan. Ciptakan kegiatan untuk anak sehingga ia tak merasa bosan di rumah.


artikel dari Tabloid Nova